Selasa, 06 Agustus 2019

TALAGA YOI INDAH & UNIK


Tanjung tenggara Talaga Ijo Pulau Yoi, di Kec. Pulau Gebe, Kab. Halmahera Tengah. Foto Ahmad Damara/Garasi Genta
Talaga ini berada di Pulau Yoi, Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah. Merupakan salah satu destinasi unggulan kabupaten ini.
Akses terdekat ke lokasi ini dari Desa Sanafi di Pulau Gebe menggunakan long boat dengan waktu tempuh kurang lebih 45 menit.
Karena warna perairannya yang dominan hijau toska dan hijau terang, talaga ini disebut Talaga Ijo atau Talaga Hijau (Green Lake)
Indah, eksotis dan eksklusif. Di talaga ini, selain deru ombak, desau angin, gemerisik daunan cemara, senandung unggas laut. Selebihnya lengang. Jadinya, pulau ini seakan ada hanya untuk yang mengunjunginya.
Desa Umiyal, satu-satunya desa di pulau ini, jaraknya kurang lebih 4,7 kilometer dari semenanjung timur talaga dan 3,5 meter dari semenanjung barat, sehingga talaga ini hanya dikunjungi sejumlah kecil nelayan, warga desa setempat, pagi atau sore. Mereka ramah, dan akan membantu bila pengunjung yang membutuhkan sesuatu.

TIGA FAKTA UNIK TALAGA YOI   

        Perairannya minim karang atau batuan.  
Luasan talaga dengan sisi terpanjang 5 kilometer dan sisi terlebarnya 2,7 kilometer, berpasir putih halus dari mulai pesisir hingga ke kedalaman.
Perairannya rata-rata dangkal dan jernih. Visibilitasnya sangat baik. Hanya terdapat dua atau tiga kumpulan kecil karang batok dan batuan.
Pada salah satu cekungan atau teluk di timur laut talaga, yang menjorok jauh hingga di belakang Desa Umiyal, tampak sejenis karang yang mirip dengan kaktus yang baru di tanam, rata-rata tingginya antara 10 sampai 25 centimeter, dalam jarak tumbuh 1-2 meter.  

Padang pasir putih yang luas.
Anda tentu pernah ke kawah Gunung Bromo, ke Kawah Putih di Bandung atau ke tempat lain manapun dengan padang pasir putihnya yang luas. Tapi bedanya dengan talaga ini ialah, di sini padang pasir putih baru akan tampak saat air surut. Air seakan mengering, tersisa padang pasir putih yang luas.
Pada pukul 9-10 pagi air mulai surut, ditandai dengan menonjolnya beting-beting pasir pada beberapa sisi di sekitar area depan talaga.
Perahu-perahu nelayan mulai kandas bila tak hati-hati melintasi area ini. Nelayan-nelayan harus turun dari perahu dan menariknya melalui alur ceruk dengan kedalaman hanya setinggi lutut atau paha orang dewasa. Sebagian besar perairan di kawasan ini setinggi matakaki dan betis orang dewasa.
Nelayan-nelayan yang memancing, menjala, mencari kepiting, siput, boleh jalan kaki ke sana-sini.
Pengunjung talaga boleh berjalan mondar-mandir, dari tanjung ke tanjung, dari pulau ke pulau yang berjejer di depan talaga.
Pukul 11-12 adalah waktu surut terendah. Sebagian besar perariaran di depan talaga berubah menjadi padang pasir putih. Luasnya lebih kurang 2 kilometer2.
Jika mau, di dekat pulau-pulau kecil itu ada beting karang memanjang di batas laut dalam. Anda boleh kesana, berdiri di atas beting itu menyaksikan gulungan ombak tinggi besar berkejar-kejaran kearahmu, lalu membantun keras ke beting karang yang curam ke kadalaman laut Halmahera. Ombak-ombak itu pecah, memburai dan bergulungan kembali ke laut.
Pemandangan itu dapat kau saksikan secara dekat. Hanya 2,3, atau 4 meter di hadapanmu. 
Talaga Yoi di Halmahera Tengah dan padang pasir putihnya yang luas. Foto: Sofyan Daud/Garasi Genta
                     Pagar ombak Pelindung Talaga.
Talaga ini berhadapan dengan selat Pulau Gebe, bagiam dari laut Halmahera yang terkoneksi dengan  laut Seram di Selatan dan Samudera Pasifik di Utara. Kawasan peraoran dengan karakteristik gelombang dan angin kencang, terutama pada musim angin selatan.
Takjubnya, ada semacam pagar yang membatasi antara perairan berombak dengan talaga ini. Setelah melewati pagar itu ke perairan di cekengan talaga, seketika perairan berangsur tenang, hanya riak-riak kecil. Semakin ke dalam semakin tenang, teduh.
Ketika kami mengamati saksama, bentuk kepesisiran pulau ini, di area depan talaga, ternyata ada semacam beting karang memanjang berbentuk parabolik yang membentang dari selatan ke utara, sejajar dengan pulau-pulau kecil yang berjejeran di depan talaga dan melingkupi seluruh area depan talaga. Di situ ombak-ombak besar bergulung-gulung menerjang, membantun dan pecah. Sebagiannya bergulung-gulung kembali ke laut, Sebagian kecilnya memburai, hilang daya.
“Ombak ajaib”, teriak Nudy, salah seorang fotografer kami. Teriakannya mengagetkan saya, Mashuri dan Rajif yang sedang mengukir Nama Pulau Yoi di atas pasir, di selatan pulau.
Dia memang baru saja dari sana, dari beting karang memanjang di batas biru itu. Cukup lama menyaksikan ombak-ombak besar itu seolah dipagari sehingga tak masuk ke dalam talaga.
Kami pun beranjak ke sana, melintasi padang pasir putih yang lebar, seperti tak pernah ada laut, tak pernah air sebelumnya.  Kami mengamati yang tadinya diamati Nudy, memang seolah ada pagar atau barikade yang menjaga talaga itu tetap teduh, tak diusik ombak.
Pagar Ombak di Talaga Yoi: Ombak besar dan tinggi di belakang sana, tak tembus masuk ke dalam talaga.
Ombak ajaib di Talaga Yoi. Terbantun, pecah di beting karang yang seolah pagar, lalu bergulung kembali, tak masuk ke dalam talaga.
AKSESIBILITAS
Pulau Gebe adalah ceck point terdekat ke Pulau Yoi. Dua akses dapat digunakan melalui penerbangan atau kombinasi akses laut dan darat. Jika melalui penerbangan, tersedia layanan maskapai Susi Air untuk rute Ternate – Gebe – Sorong pulang pergi.
Pengunjung luar Maluku Utara tinggal memastikan koneksi penerbangan Ternate-Gebe atau Sorong-Gebe, jarak dan waktu tempuhnya relatif sama, kurang lebih 45 menit.
Aksesibilitas ke Talaga Ijo Pulau Yoi, destinasi unggulan Kabupaten Halmahera Tengah
Dari bandar udara Gebe, kurang lebih 10 menit ke Desa Sanafi dan menyeberang 45 menit ke Talaga indah ini.
Akses kombinasi darat-laut, misalnya dari Ternate atau Tidore tinggal ke Sofifi, terus ke Weda. Dari Weda bisa menggunakan moda transportasi Feri, Kapal ke Pulau Gebe.
Feri Weda – Gebe berangkat pada setiap Jumat pukul 02:00 dini hari. Esok paginya Sabtu, pukul 07:00 atau pukul 08:00 transit di Desa Sif, kemudian bertolak menuju Gebe. Tiba di Gebe pada pukul 14:00. Total waktu tempuh kurang lebih 12 jam. Harga tiketnya 135.000 rupiah per penumpang. Feri ini pun melayani rute hingga ke Gak dan Sorong
Kapal Getsmani dari Weda-Gebe, berangkat pada setiap Senin pukul 24:00, dengan pelabuhan transit Desa Banemo dan Desa Sif, Patani Utara, kemudian ke Gebe. Tiba di Gebe sekitar pukul 09:00. Total waktu tempuh kurang lebih 9 jam. Harga tiketnya 250.000 per penumpang.
Sebagai pulau-pulau terdepan di Indonesia, Pulau Gebe dan Pulau Yoi berada di kawasan Laut Halmahera yang terhubung langsung dengan Samudara Pasifik. Perairan di kawasan ini dipengaruhi oleh dua musim, musim angin utara dan musim angin selatan.
Pada musim angin selatan, perairannya bergelombang oleh angin yang bertiup kencang. Sementara akan relatif teduh pada musim angin utara, yang dimulai akhir Agustus atau awal September, dan seterusnya sampai November.
Anda sebaiknya menjadwalkan kunjungan di bulan-bulan ini. Kecuali jika anda menyukai petualangan, dan boleh menempuh rute yang memacu ardenalin, Anda boleh berkunjung ke lokasi ini kapan saja.
Akses Pulau Gebe ke Talaga Yoi
 Dengan perahu kayu kecil bermotor tempel 15 PK atau 25 PK orang-orang dari Pulau Yoi, dan dari Desa Umera di utara Pulau Gebe pergi ke Pulau Gak, Pulau Wajag, dan pulau-pulau lain dalam gugusan Raja Ampat 
SANGAT DEKAT DENGAN RAJA AMPAT
Hanya dengan perahu kayu kecil bermotor tempel 15 PK atau 25 PK orang-orang dari Pulau Yoi, dan dari Desa Umera di utara Pulau Gebe pergi ke Pulau Gak, Pulau Wajag, dan pulau-pulau lain dalam gugusan Raja Ampat hingga ke Sorong. Sebaliknya nelayan-nelayan dari pulau-pulau tersebut mencari ikan hingga ke perairan di sekitar Pulau Gebe.
Jarak dari dan ke pulau-pulau itu rata-rata dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam, bergantung cuaca dan kondisi perairan. Dengan moda transportasi yang lebih baik dan lebih cepat, waktunya tentu lebih ringkas lagi. Dekat bukan?
Dengan posisi sedekat dan sestrategis itu Pulau Yoi dan Talaga Ijonya yang aduhai adalah masa depan pariwisata Halmahera Tengah. Membangun interkoneksi wisata dengan Raja Ampat yang sudah lebih dulu eksis, memudahkan destinasi ini berkembang ke level yang lebih tinggi.
Luas Pulau Yoi, Talaga Ijo-nya dan wisata yang direkomendasikan
 Sofyan Daud,Garasi Genta, 7 Agustus 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar